Sabtu, 04 Juni 2011

Selama di Madinah

Kami menempati pemondokan yang bisa disebut hotel. Alhamdulillah, seiring perkembangan zaman, fasilitas jamaah hajipun menurut saya sudah jauh lebih baik dibanding cerita dari orang tua yang telah pergi haji sebelumnya. Kami menempati Hotel yang "agak jauh" dari Masjid Nabawi. Saya katakan agak jauh karena sebagian besar jamaah haji menempati hotel yang dekat dengan masjid, namun kami berjalan kaki santai cuma 10 menit.

Situasi setelah kami berjalan 2 menit dari hotel (masjid nampak diujung)
Bangunan yang ada di sepanjang jalan (nampak di foto) kesemuanya adalah hotel yang kian hari kian padat seiring semakin banyaknya jamah haji yang datang ke Madinah. Berbeda dengan hotel di Indonesia yang selalu menyediakan lahan parkir, di Madinah tidaklah demikian. Hotel tidak memiliki lahan / halaman parkir yg luas dan taman-taman hijau. hotel di Madinah berdiri megah tepat di pinggir jalan, dimana bagian bawah selalu berupa jajaran toko yang menjual semua yang disukai jamah Indonesia sebagai oleh-oleh haji, mulai minyak wangi, tasbih hingga perhiasan, arloji dan elektronik.
Madinah telah berusaha menata kota terutama di sekitar Masjid Nabawi dengan mengacu pada perkembangan masa depan. Parkir maupun toilet dibangun dibawah masjid.


Lingkungan sekitar masjid juga ditata rapi, penuh bangunan hotel berbintang dan plaza.
Disamping bangunan hotel nan megah, proyek2 pembangunan yang lainpun masih berlangsung terutama hotel, sehingga Insya Allah bagi jamaah haji dimasa mendatang bukan tidak mungkin akan mengalami pelayanan yang lebih baik, amin. 
  • Hotel yang ditempati jamaah Indonesia sebagian besar dekat dengan masjid.
  • Kamar memakai konsep "Family Room" (ada ruang keluarga, ada dapur, kamar mandi lengkap kompr gas, mesin cuci)
  • Kamar hotel ber-AC, tanpa TV, diisi rata2 6-7 orang
  • Kamar mandi lengkap ada bath-up, shower, air melimpah.
  • Makan 2 x ( jam 9 pagi dan jam 1 siang)  
  • Selama di Madinah, jamaah akan mendapatkan catering makanan sebanyak 2 kali setiap pagi dan siang atau siang dan sore lengkap dengan buah (jeruk atau pisang) dan air mineral 500 ml 2 botol.
  • Catering cukup enak (banyak yg habis) meski dibanding rasa masakan indonesia beda jauh, saran saya "jangan mencaci makanan" makanlah jika suka dan jika tidak berikan pada teman lain tanpa komentar baik dimulut maupun dihati.
  • Banyak "warung" masakan indonesia terutama bakso, disamping itu juga setiap pagi didepan hotel kita sudah dipenuhi warga indonesia yg bermukim disana berjualan nasi bungkus / nasi goreng dengan lauk ikan kembung atau telur dadar
  • Cuaca Madinah sangatlah panas, namun tidak membuat kita berkeringat sehingga baju kita tidak mudah kotor. Cuaca akan berpengaruh pada kulit kita yaitu warna merah pada wajah, tangan dan timbul rasa gatal, dan pecah-pecah pada telapak kaki.
  • Pakailah pelembab untuk wajah dan tangan/kaki
  • Perbanyak minum air putih, makan buah yang dibagikan, jika tidak suka jeruknya maka bisa dijadikan minuman.
  • Banyak sekali minuman sari buah dalam kemasan kotak, namun entah mengapa sebagian besar jamaah menyimpulkan penyebab batuk.
Tips Ibadah :
  • Silaturahmi & kekeluargaan sejak manasik akan membantu kita untuk bersama-sama niat beribadah dengan baik.
  • Jika ada waktu sebelum mulai Arbain, ada baiknya kita bersama-sama mengenali lokasi (jalan ke masjid, pintu masuk, dll)
  • Saat pertama kita datang dan mulai Arbain, maka saat itulah anda harus START dalam arti : segera memulai mencari keutamaan dalam ibadah baik ibadah sunnah apalagi yang wajib, terutama keutamaan di Roudhoh. Karena apabila kita menunda semakin hari jamaah semakin banyak, sedangkan menuju Roudhoh tidaklah mudah.
  • Roudhoh ditandai dengan karpet yang berbeda (menurut saya abu2 motif hijau) sedang karpet masjid merah.
 Lokasi Roudhoh (ada tempat imam yg dulu digunakan Nabi)
  • Cari info kepada ketua rombongan bagaimana cara yang utama menuju roudhoh, terutama bagi jamaah wanita krn untuk wanita disediakan jam khusus.
  • Jamaah wanita dan pria terpisah dengan lokasi yang terpisah juga (berbeda di Masjidil Haram Mekah), sehingga anda harus menentukan lokasi untuk kembali ketemu jika pulang.
  • Pemeriksaan terhadap barang bawaan jamaah pria tidak terlalu ketat, berbeda dg wanita, yang terpenting tidak membawa minuman yg "mengotori" semisal ice cream, juice, milk (kecuali mineral).
  • Penggunaan camera / camera phone tidak terlalu masalah asal jangan semata-mata didepan petugas, dan tidak mengganggu ibadah.
Suasana masjid Nabawi saat selesai sholat Dhuhur

  • Disela-sela waktu ibadah terutama Dhuhur-Ashar-Maghrib-Isya, anda bisa memilih : pulang ke hotel krn dekat, jalan2 / cuci mata krn juga dekat, istirahat dimasjid krn nyaman (juga boleh) atau memanfaatkan waktu untuk memperbanyak ibadah.
  • Beruntunglah bagi jamaah yang mengikuti KBIH yang selalu mengadakan siraman rohani saat selesai sholat subuh, karena kegiatan demikian akan selalu mengingatkan kita dalam bersikap dan beribadah selama di tanah suci. Disamping itu KBIH akan mengadakan jadwal untuk istighosah dan sholat malam bersama.
  • Saya / istri pernah diberi nasehat agar membeli Al-Quran untuk di-waqof-kan di masjid Nabawi. Dalam kaitan ini, sebaiknya anda beli yang cetakan Madinah (ukuran sedang/besar) dan sebaiknya pula beli cadangan untuk waqof di Masjidil Haram karena harga di Mekah jauh lebih mahal.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar